cara mengatasi masalah disleksia bagi kanak-kanak
Beberapa anak memang dilahirkan berbeda, begitu juga dengan anak disleksia yang kesulitan dalam belajar, terutama dalam membaca dan menulis. Kesulitan belajar pada anak disleksia bukan disebabkan karena sistem pengajaran yang buruk, namun lebih disebabkan karena adanya gangguan pada otak. Mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia memang bukan perkara mudah. Walaupun demikian tidak berarti kesulitan belajar pada anak disleksia tidak dapat diatasi. Beberapa anak dengan disleksia yang mampu mengatasi kesulitan belajar justru berhasil menjadi orang hebat seperti Albert Einstein.
Disleksia adalah salah satu jenis gangguan atau kesulitan belajar yang umumnya memengaruhi kemampuan membaca serta pengejaan seseorang.
Gejala-gejala dalam disleksia sangat bervariasi dan umumnya tidak sama untuk tiap penderita sehingga sulit dikenali, terutama sebelum sang anak memasuki usia sekolah. Ada beberapa gen keturunan yang dianggap dapat memengaruhi perkembangan otak yang mengendalikan fonologi, yaitu kemampuan dan ketelitian dalam memahami suara atau bahasa lisan. Misalnya membedakan kata “paku” dengan kata “palu”.
Selain masalah pada kepekaan fonologi, gejala disleksia juga bisa berupa hal-hal berikut :
Kurang memori verbal untuk mengingat urutan informasi secara lisan dalam jangka waktu singkat, semacam perintah singkat seperti menaruh tas dan kemudian mencuci tangan.
Kesulitan dalam mengurutkan dan mengucapkan sesuatu dalam kata-kata, misalnya urutan angka, menamai warna-warna, atau benda.
Kesulitan memroses informasi lisan, misalnya saat mencatat nomor telepon atau didikte.
Indikasi disleksia biasa akan lebih jelas ketika anak mulai belajar membaca dan menulis di sekolah. Anak Anda akan mengalami beberapa kesulitan seperti :
Sulit memroses dan memahami apa yang didengarnya.
Lamban dalam mempelajari nama dan bunyi abjad.
Sering salah atau terlalu pelan saat membaca.
Sulit mengingat urutan, misalnya urutan abjad atau nama hari.
Sulit mengeja, misalnya huruf “d” sering tertukar dengan huruf “b”.
Cara baca yang terbata-bata atau sering salah.
Kesulitan mengucapkan kata yang baru dikenal.
Lamban dalam menulis, misalnya saat didikte atau menyalin tulisan.
Memiliki kepekaan fonologi yang rendah.
Cara Terbaik untuk Mengatasi Disleksia Pada Anak
Cara Terbaik untuk Mengatasi Disleksia Pada Anak atau untuk meningkatkan kemampuan anak, orang tua mempunyai peranan yang sangat penting. Langkah sederhana yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan membacakan buku yang menarik minat anak. Kegiatan ini dapat Anda lakukan lebih dari sekali agar anak dapat terbiasa dengan teks dalam buku. Menyemangati dan membujuk anak untuk membaca buku, lalu mendiskusikan isinya bersama-sama akan berguna.
Orang tua juga dianjurkan untuk tidak mencela saat anak melakukan kesalahan dalam membaca sehingga kepercayaan diri anak juga dapat dibangun. Di samping itu, melibatkan bantuan teknologi seperti program komputer dengan perangkat lunak pengenalan suara juga umumnya dapat bermanfaat.
Penanganan disleksia membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Karena itu, keluarga serta penderita dianjurkan untuk bersabar menjalaninya. Dukungan serta bantuan dari anggota keluarga serta teman dekat akan sangat membantu.
Disleksia adalah salah satu jenis gangguan atau kesulitan belajar yang umumnya memengaruhi kemampuan membaca serta pengejaan seseorang.
Gejala-gejala dalam disleksia sangat bervariasi dan umumnya tidak sama untuk tiap penderita sehingga sulit dikenali, terutama sebelum sang anak memasuki usia sekolah. Ada beberapa gen keturunan yang dianggap dapat memengaruhi perkembangan otak yang mengendalikan fonologi, yaitu kemampuan dan ketelitian dalam memahami suara atau bahasa lisan. Misalnya membedakan kata “paku” dengan kata “palu”.
Selain masalah pada kepekaan fonologi, gejala disleksia juga bisa berupa hal-hal berikut :
Kurang memori verbal untuk mengingat urutan informasi secara lisan dalam jangka waktu singkat, semacam perintah singkat seperti menaruh tas dan kemudian mencuci tangan.
Kesulitan dalam mengurutkan dan mengucapkan sesuatu dalam kata-kata, misalnya urutan angka, menamai warna-warna, atau benda.
Kesulitan memroses informasi lisan, misalnya saat mencatat nomor telepon atau didikte.
Indikasi disleksia biasa akan lebih jelas ketika anak mulai belajar membaca dan menulis di sekolah. Anak Anda akan mengalami beberapa kesulitan seperti :
Sulit memroses dan memahami apa yang didengarnya.
Lamban dalam mempelajari nama dan bunyi abjad.
Sering salah atau terlalu pelan saat membaca.
Sulit mengingat urutan, misalnya urutan abjad atau nama hari.
Sulit mengeja, misalnya huruf “d” sering tertukar dengan huruf “b”.
Cara baca yang terbata-bata atau sering salah.
Kesulitan mengucapkan kata yang baru dikenal.
Lamban dalam menulis, misalnya saat didikte atau menyalin tulisan.
Memiliki kepekaan fonologi yang rendah.
Cara Terbaik untuk Mengatasi Disleksia Pada Anak
Cara Terbaik untuk Mengatasi Disleksia Pada Anak atau untuk meningkatkan kemampuan anak, orang tua mempunyai peranan yang sangat penting. Langkah sederhana yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan membacakan buku yang menarik minat anak. Kegiatan ini dapat Anda lakukan lebih dari sekali agar anak dapat terbiasa dengan teks dalam buku. Menyemangati dan membujuk anak untuk membaca buku, lalu mendiskusikan isinya bersama-sama akan berguna.
Orang tua juga dianjurkan untuk tidak mencela saat anak melakukan kesalahan dalam membaca sehingga kepercayaan diri anak juga dapat dibangun. Di samping itu, melibatkan bantuan teknologi seperti program komputer dengan perangkat lunak pengenalan suara juga umumnya dapat bermanfaat.
Penanganan disleksia membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Karena itu, keluarga serta penderita dianjurkan untuk bersabar menjalaninya. Dukungan serta bantuan dari anggota keluarga serta teman dekat akan sangat membantu.
Ulasan
Catat Ulasan